Jumat, 23 Januari 2015

Ayahku Motivasiku, KISAH INSPIRATIF & MOTIVASI

AYAH...
ayahku seorang lelaki yang amat sabar dan sangat penyayang padaku,
hari ini aku mengingat serta mengenang beliau kembali,
saat beberapa jam lalu di hari ini, seorang temanku saat aku magang SMK dulu memberi kabar jika temanku yang akrab dipanggil nois ayahnya telah berpulang pada senin kemarin 19 Januari 2015 karena sakit ginjal. Karena itulah memoriku menyeruak kembali, beberapa tetes air mata mewakili kangenku pada ayahku yang selama 5 tahun ini sudah meninggalkanku mulai aku berumur 17 tahun.

Ayahku meninggalkanku pergi karena penyakit ginjal, hal ini sebabkan kurangnya konsumsi air putih semasa beliau hidup. Hal inilah yang memotivasiku agar aku selalu berpola hidup sehat dan memperhatikan asupan air putih dalam tubuhku. Ayahku meninggal di usia muda 42 tahun, beliau belum sempat melihat anaknya ini menjadi seorang sarjana sesuai cita-citanya, belum sempat pula aku banggakan dengan prestasiku karena aku seorang anak wanita yang memiliki kemampuan rata-rata. Meskipun aku tak sepandai temanku yang lain, setidaknya aku telah berusaha keras demi mewujudkan amanah ayahku tersebut dengan menepati janji untuk memasuki jenjang perkuliahan.

Ayahku...
tanpanya ibuku menjadi seorang single parents,
betapa berat tanpa seorang ayah dengan keadaan ekonomi yang amat pas-pasan pada saat itu, kuliah?
kuliah waktu itu terlalu mahal bagiku untuk aku tempuh. Gila, iya banyak saudaraku yang menganggapku gila karena aku nekat tetap memilih kuliah dengan tak memiliki biaya pada saat itu. Setengah takut dan setengah ragu, aku mengambil jurusan seni dan desain sebagai pilihanku untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Banyak orang yang mengejekku pada saat itu, karena saat ayahku meninggal, 6 bulan kemudian aku mengikuti Ujian Akhir Sekolah saat SMK,
betapa berat memang ditinggal sesosok orang dekat yang amat kita cintai, bahkan selama 6 bulan itu aku masih trauma psikis, masih depresi dan belajarpun adalah hal tersulit yang aku lakukan.
Semua orang menyemangatiku, aku semangat, aku tetap sekolah dan belajar seadannya sampai akhirnya nilai UAN ku jatuh, amat sangat jauh kualitasnya di saat aku SMP.

Mungkin...
temanku yang tak menyukaiku mengganggapku terlalu penyedih, gak kuat, dan minta belas kasihan. memang sulit saat itu, aku ditinggal  ayahku.. aku depresi bukan karena aku ditinggal saja, tapi banyak beban ekonomi yang harus aku dan ibuku tanggung. Dan beberapa hal lain yang tak harus kusampaikan disini untuk ku ceritakan. Mungkin yang membaca postingan ini mengganggapku bahwa aku sedang meminta belas kasihan... ya .. mungkin seperti itu....
aku sedih berlebihan setiap malam insomnia hingga mengalami anemia. Kenapa sampai seperti itu? karena aku anak tunggal perempuan yang belum dewasa, istilahnya pada waktu itu belum kenal yang namanya kejamnya dunia. Karena ibuku saat itu juga mengalami kesedihan hingga sakit sampai aku mengikuti UAN. Ibuku bukanlah seorang sarjana, kami semua hidup secara pas-pasan sederhana dan tak pernah bermewah-mewah. Dan ada hal lain yang tidak aku ceritakan disini.

Sampai suatu ketika ada seorang teman mengolokku "Gak sekalian ae ikut ayahe mati". Sungguh dia itu benar-benar bukan manusia yang gak pernah memiliki perasaan hanya karena melihatku sedih berlebihan. Memang benar ya "Penderitaan tak bisa dirasakan jika tidak dialami sendiri...(Quote 49days)". Semenjak saat itu aku lebih pendiam.

Melewati hari demi hari, gak dipungkiri aku menjadi seorang tulang punggung pengganti ayahku suatu hari nanti, untuk saat ini ibuku single parents dan gak bakalan menikah karena ia menepati janjinya kepada sang mendiang ayah.

Saat kita berbahagia, banyak orang yang mendekati kita, saat sedih hanya satu atau dua orang saja yang dapat kita sebut sebagai SAHABAT. Mendapat motivasi dari mereka yang menyayangiku, impianku sebagai seorang desainer, menyemangatiku agar aku terus maju, walaupun tanpa ayah, kini aku lebih tegar, lebih kuat dan mandiri, tanpa mengandalkan ayahku, kalo dulu sih pas manja-manjanya aku sering minta anter atau manja ke ayahku kalo minta apa-apa. Tapi sekrang aku menjadi kuat, aku kemanapun bisa pergi tanpa harus takut, dan paling penting motivasi ayahku adalah aku harus giat bekerja, ya itu aku lakukan untuk menambah uang sakuku. Serta aku bisa membantu ibuku yang dengan jelas kini belau lebih superhero dari wonder woman. Dari merekalah aku kuat, dan menjadi bersyukur bahwa kebahagiaan bukanlah dari kekayaan, tapi kebahagiaan berasal dari keluarga.. keluarga yang bisa kita dapatkan senyumnya saat kita berhasil menyukseskan dengan cita-cita kita...

Menjadi anak tunggal, menjadi dewasa, menjadi perempuan bukanlah penghalang untuk kita agar hidup menjadi pribadi yang lebih sukses.

ayo semua SEMANGAT YA :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hello.. Komentar mu.. Sangat berarti
감사합니다

Postingan