Rabu, 29 Januari 2014

Brand "Apalah arti dari sebuah nama"

Dari perspektif brand atau komunikasi pemasaran, pernyataan Shakespeare sangat keliru. Nama — secara teknis disebut brand atau merek — adalah aset penting untuk dikenal dan bertahan di pasar yang kian lama kian ramai dan ketat.
Dalam tatanan brand (brand architecture) kita mengenal brand name dan kegiatan menamai/memberi nama brand biasa disebut brand naming. Jika kita lihat dari proses mendirikan usaha dari awal (start up) tidak lepas dari proses menamai bisnis dan atau produknya. Sederhana, mudah diingat, dan berbeda dari yang lain menjadi syarat, dan tidak bisa diabaikan pula, nama brand harus bermakna positif.
Nama brand juga sangat menentukan kelangsungan perusahaan untuk kedepannya. Dimana nama tersebut harus unik dan berbeda dengan yang lainnya. Jangan sampai nama brand tersebut setelah dibangun dengna susah payah, dikemudian hari ternyata bermasalah. Juga harus dapat menggambarkan entitas dari perusahaan secara menyeluruh.
Dalam menentukan sebuah nama, terkadang kita bingun untuk memilihnya. Sebagai acuan terdapat beberapa kriteria yang dapat dipergunakan untuk memilih sebuah nama brand. Yaitu :
  1. Founder, menggunakan nama pendiri organisasi, penemu/pembuat produk tersebut.
  2. Deskriptive, menggambarkan bidang usaha produk/jasa yang ditawarkan.
  3. Fabricated, nama yang sepenuhnya diciptakan dan tidak memiliki arti tertentu.
  4. Acronim, singkatan.
  5. Metaphor, diambil dari benda, tempat, orang, hewan, tubuhan, proses, tokoh, mitologi, bahasa asing.
  6. Freestanding, namanya tidak berhubungan dengan produk/jasanya.
  7. Associative, menggambarkan aspek atau manfaat produk/jasa.
  8. Combination, gabungan dari beberapa point.

http://beecreative.web.id/brand-name/

Copywriter vs Art Director dalam dunia Desain Komunikasi Visual DKV



Didalam dunia DKV kerap sekali kita membutuhkan seorang Copywriter dan seorang Art Director. Namun dalam DKV atau Desain Komunikasi Visual keduanya saling membantu dan berhubungan, terlebih lagi hampir kesemua orang Desain Komunikasi Visual adalah gabungan dari kedua hal ini. Dalam kuliah kemarin tanggal 28 Januari 2014, aku mengikuti mata kuliah konsentrasi desain grafis, dan ilmu ini aku dapetin dari seorang dosen desain grafis UM semoga Ilmu ini berguna Oke Mari kita simak bareng...
Kamu tau gak sih Copywriter itu apa? Copywriter adalah sebuah profesi dimana seseorang menyiapkan sebuah Naskah, mereka bisa disebeut sebagai penyedia laporan. Copiwriter lebih banyak menggunakan pena dalam setiap aktifitas menulisnya namun untuk seorang Art Director hal yang paling sering digunakan adalah pensil karena maklum banget mereka hobi dengan corat-coret. dan untuk seorang anak DKV kedua benda ini digabungkan, maklum kadang sebagai konseptor kitapun harus menggunakan hand untuk mengaplikasikan karya kedalam beberapa lembaran.. ;).
Untuk pemilihan buku aja anak DKV memilih 2 tipe buku yang bisa dijadiin satu yaitu buku bertipe garis dan bertipe polos, hal ini memberikan keterangan jika sebagai sisi copiwriter mereka menulis konsep dan sebelahnya mereka pasti bakalan mengillustrasikannya dalam kertas. 
Kalo pada umummnya seorang penulis naskah kita sebut Copiwriter atau CW mereka lebih banyak menggunakan buku bergaris untuk mendokumentasikan segala sesuatu namun untuk seorang art director mereka menggunakan pen tablet, nah jika menjadi seorang dkv harus akrab antara kedua tool ini yaitu kertas bergaris dan pen tablet ketika mau merubah karya dari kertas biasa ke versi softfile :)
seorang penulis naskah lebih dominan menggunakan otak dan seorang art director mereka menggunakan hand untuk membuat sesuatu, dalam desain komunikasi visual kita harus menggunakan keduannya...

Ketika Copiwriter dan Art director dijadikan satu mereka menjadi seorang desainer komunikasi visual, sekali lagi jika yang kurang paham tentang desain komunikasi visual maka akan kujelasin lagi ini,
Desain Komunikasi Visual adalah seorang perancang konsep yang melakukan penelitian terhadap sebuah permasalahan yang berada di masyarakat sebagai analisa lalu mengembangkannya untuk diuji kevalidannya, dan kemudian mereka membuat karya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut lalu mengkomunikasikan secara visual.

Oke semoga berguna jika ingin lebih mendalami bisa cari di google tentang pendapat seorang Dosen Paul Nini tentang DKV ;)

TYPHOGRAPHI- pentingnya dalam komponen Desain komunikasi visual

Ketika seseorang berbicara kepada orang lain, sesungguhnya orang tersebut sedang melafalkan beberapa lambang bunyi yang arti dan maknanya telah disepakati bersama. Lambang bunyi, dalam konteks ini, divisualkan dalam bentuk simbol-simbol yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat dibaca dan dimengerti maksudnya. Dalam peradaban modern, lambang bunyi yang berbentuk huruf memiliki peranan penting dalam sebuah proses komunikasi antarmanusia.

Huruf dan tipografi dalam perkembangannya menjadi ujung tombak guna menyampaikan pesan verbal dan pesan visual kepada seseorang, sekumpulan orang, bahkan masyarakat luas yang dijadikan tujuan akhir proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan atau target sasaran.
Legibility adalah tingkat kemudahan mata mengenali suatu tulisan tanpa harus bersusah payah. Hal ini bisa ditentukan oleh:
  1. Kerumitan desain huruf, seperti penggunaan serif, kontras stroke, dan sebagainya.
  2. Penggunaan warna
  3. Frekuensi pengamat menemui huruf tersebut dalam kehidupan sehari-hari
Dalam buku The Graphics of Communication, Francis Meynell, seperti dikutip oleh Ruari Maclean mengatakan tentang legibility sebagai berikut:
By legibility, I mean a proper observance in all infinite detail of that principle of order and conversion which is the basis of written communication. Printing is the vehicle, legibility is the well-greased bearinng that allows the whells of sense to revolve without squelling.
Legibility adalah tampilan yang layak atau pantas dari dasar-dasar aturan dan kebiasaan dalam semua detil/rincian yang tak terbatas dan menjadi dasar komunikasi tertulis. Cetakan adalah kendaraan/sarana keterbacaan adalah peluru sendi yang dilumasi dengan baik sehingga memungkinkan roda-roda perasaan berputar tanpa berdecit.
Keterbacaan / readability adalah tingkat kenyamanan suatu susunan huruf saat dibaca, yang dipengaruhi oleh:
  1. Jenis huruf
  2. Ukuran
  3. Pengaturan, termasuk di dalamnya alur, spasi, kerning, perataan, dan sebagainya
  4. Kontras warna terhadap latar belakang. (www.ahli desain.com)
Huruf dan tipografi merupakan soko guru tunggal yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya. Banyak orang sudah melek huruf, sudah pasti mengenal lambang bunyi tersebut. Mereka sudah pasti dapat mengeja, membaca, dan menuliskan lambang bunyi itu untuk berbagai kepentingan dan keperluannya masing-masing. Tetapi tidak sedikit yang buta tipografi. Mengapa demikian? Karena tipografi senantiasa terkait dengan tatasusun, tatakelola, dan tatapilih huruf untuk kepentingan komunikasi visual.
Sementara itu, perkawinan antara tipografi dengan nirmana merupakan sebuah perkawinan agung. Keduanya diyakini sebagai pasangan kinasih yang tidak bisa dipisahkan oleh ruang dan waktu. Dalam hubungannya dengan desain komunikasi visual, tipografi dan nirmanaadalah elemen penting yang sangat diperlukan guna mendukung proses penyampaian pesan verbal maupun visual.
Meski nirmana dipahami sebagai sebuah bentuk yang tidak berbentuk. Dalam konteksdesain komunikasi visual, nirmana memegang peranan penting perihal bagaimana menata dan menyusun elemen dasar desain komunikasi visual . Peranan penting lainnya, di dalam nirmana mensyaratkan tatasusun dan tatakelola unsur desain komunikasi visual dalam sebuah perencanaan komposisi yang serasi dan seimbang di dalam setiap bagiannya.
Huruf yang telah disusun secara tipografis dengan mengedepankan konsep harmonisasi nirmana merupakan elemen dasar dalam membentuk sebuah tampilan desain komunikasi visual. Keberadaannya diyakini mampu memberikan inspirasi untuk membuat suatu komposisi yang menarik, persuasif dan komunikatif.
Dengan demikian, keberadaan tipografi dalam rancangan karya desain komunikasi visualsangat penting. Sebab melalui perencanaan dan pemilihan tipografi dalam perspektif nirmana yang tepat baik untuk ukuran, warna, dan bentuk, diyakini mampu menguatkan isi pesan verbal dan pesan visual karya desain komunikasi visual tersebut.

SEKILAS : JURUSAN SENI DESAIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Jurusan Seni dan Desain

JURUSAN SENI DAN DESAIN
Ketua: Drs. Iriaji, M.Sn
Sekretaris: Rudi Irawanto, M.Sn
VISI
Sebagai salah satu unsur pelaksana akademik yang mampu menghasilkan lulusan berkemampuan daya saing tinggi, profesional dan bermoral sesuai kebutuhan era global melalui proses pendidikan yang memiliki kemandirian dan kinerja kelembagaan yang sehat.
MISI
1. Meyelenggarakan pendidikan dengan pembelajaran yang berkualitas guna menghasilkan produk lulusan yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional bidang kependidikan seni dan/atau keilmuan seni dan desain sesuai iklim budaya, moral, etika, serta menguasai teknologi.
2. melaksanakan berbagai kajian penelitian dan pengembangan kependidikan seni dan/atau keilmuan seni dan desain melahirkan konsep, paradigma, pendekatan, metode, teknik, dan strategi baru baik teori dan/atau praktek kependidikan seni dan desain maupun keilmuan seni dan desain.
3. Melaksanakan kegiatan penerapan ilmu dibidang kependidikan seni dan/atau keilmuan seni dan desain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kemanusiaan.
4. Melaksanakan pembinaan civitas akademika (dosen, mahasiswa, dan teknisi) untuk meningkatkan kepribadian dan kemampuan profesional sehingga memiliki produktivitas tinggi dengan kualitas yang memadai.
5. Melaksanakan manajemen jurusan yang mampu mendukung terciptanya sistem manajemen database jurusan, terjalinnya hubungan kerjasama dengan institusi/lembaga kependidikan maupun lembaga profesi seni dan desain, serta berkembangnya lembaga jurusan sesuai kebutuhan dan spesifikasi yang diemban.

ORGANISASI
Jurusan Seni dan Desain (JSD) dipimpin oleh Ketua Jurusan yang dibantu oleh Sekretaris Jurusan, Ketua Program Studi Pendidikan Seni Tari, dan Ketua Laboratorium. Dalam pelaksanaan sehari-hari keempat pejabat jurusan dibantu oleh Majelis Pertimbangan Akademik dan Pengembang Kurikulum JSD (MPAPK) dan beberapa satgas, yaitu satgas Penulisan Ilmiah dan Penerbitan, satgas Pengembangan Kegiatan Penelitian, satgas Pengembangan Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat, satgas Pengembangan Layanan Pustaka/Media, satgas Kesejahteraan dan Kekeluargaan, dan satgas Kemahasiswaan/Pembimbing Kegiatan Ko/Ekstra Kurikuler.
KETENAGAAN
Jurusan Seni dan Desain (JSD) sampai saat ini memiliki 39 orang dosen, dengan rincian: 2 orang profesor emiritus, 1 orang berpendidikan Master of Science, 10 orang berpendidikan Magister, sisanya berpendidikan sarjana. Selain dosen-dosen yang berkualifikasi Sarjana Pendidikan Seni Rupa (LPTK), jurusan juga mempunyai tenaga dosen lulusan perguruan tinggi murni bidang seni rupa (10 orang), bidang informatika (2 orang), bidang murni seni tari (6 orang), bidang Desain Komunikasi Visual (2 orang), bidang Desain Grafis (1 orang), serta beberapa orang dosen luar biasa baik yang bergelar doktor maupun profesor. Pada saat ini 10 (sepuluh) orang tenaga dosen jurusan sedang mengikuti pendidikan S-2 (Magister) dan 1 orang dosen mengikuti pendidikan S-3 (Doktor) diberbagai perguruan tinggi di Indonesia. Disamping itu memiliki 2 Guru Besar Emiritus.
SARANA PENDIDIKAN
Studio merupakan sarana akademik di jurusan yang keberadaannya dalam rangka pengembangan kegiatan pendidikan dan pengajaran. Dengan adanya studio diharapkan mahasiswa dapat menguasai kemampuan seni, desain, dan pengajarannya secara luas. Tugas pokok studio merupakan tugas yang harus dilaksanakan untuk membantu efektifitas pencapaian tujuan perkuliahan praktikum yang beraspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Tugas pokok tersebut terdiri dari (1) perencanaan, pengadaan, perawatan, (2) penyimpanan bahan-bahan praktikum, (3) perencanaan sistem penge-lolaan untuk pemakaian studio. Secara fisik studio terdiri atas beberapa macam studio dengan kelengkapan sesuai dengan masing-masing fungsinya; diantaranya yaitu studio seni rupa, studio kerajinan, dan studio desain.
Studio di jurusan dipimpin oleh petugas studio (laboran), dosen pembina matakuliah dan mahasiswa. Tugas kepala laboratorium bersama petugas studio diantaranya adalah menyelenggarakan pelayanan dalam kegiatan akademik. Program kegiatan studio direncanakan dan dilaksanakan tidak terpisah dari program kegiatan jurusan, yang secara garis besar meliputi: (1) membuat usulan kebutuhan perkuliahan praktikum, (2) membuat usulan perawatan, pergantian sarana, (3) menyediakan dan menyiapkan sarana, (4) merawat dan menga-wasi keamanan sarana, (5) menyimpan dan mendokumentasikan karya ma-hasiswa, (6) mengembangkan mekanisme pengelolaan studio, (7) membuat laporan pertanggungjawaban studio.
PROGRAM STUDI
Jurusan Seni dan Desain (JSD) mempunyai tiga Program Studi yaitu:
I. Program Studi Pendidikan Seni Rupa
II. Program Studi Pendidikan Seni Tari
III. Program Studi Desain Komunikasi Visual
Jurusan Seni dan Desain (JSD) berdiri pada bulan Januari tahun 1968 dengan nama Jurusan Seni Rupa, yang pada awalnya hanya menyelenggarakan program pendidikan Sarjana Muda. Pada tahun 1972, berkaitan dengan peraturan pemerintah yang tidak memperbolehkan lagi adanya cabang pada perguruan tinggi, mengakibatkan ditutupnya IKIP Malang cabang Madiun. Sehubungan dengan hal itu beberapa dosen seni rupa IKIP MALANG cabang Madiun kemudian dipindahkan ke Jurusan Seni Rupa di IKIP MALANG. Selanjutnya pada tahun 1975 jurusan ini berganti nama menjadi Departemen Seni Rupa, dan setahun kemudian (1976) Program Sarjana Penuh (Doktoral) Departemen Seni Rupa FKSS IKIP MALANG resmi dibuka. Pada tahun 1979 Program Sarjana Muda (BA) dihapuskan dan diberlakukan program baru yaitu Program Strata 1 (S-1) dengan masa studi 4 tahun. Disamping itu, dibuka pula program-program diploma S-0 (Non Gelar), yaitu Program Diploma 1 (D-I), Diploma 2 (D-II), Diploma 3 (D-III), serta Program Minor Seni Rupa. Tahun 1983 terjadi pergantian nama menjadi Jurusan Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan yang terdiri dari Program Studi Pendidikan Seni Rupa dengan jenjang program S-1, D-I, D-II, D-III, dan Program Studi Pendidikan Ketrampilan Kerajinan dengan jenjang program D-I, D-II, D-III. Pada tahun 1986 dibuka pula Program Minor Pendidikan Seni Tari yang disajikan khusus bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP).
Berkaitan dengan perluasan mandat IKIP MALANG menjadi Universitas Negeri Malang (UM) berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Nomor: 1499/D/T/96 tertanggal 20 Juni 1996; maka pada tahun akademik 1997/1998, Jurusan Seni Rupa dan Kerajinan dipercaya untuk menyelenggarakan Program Studi Non Kependidikan disamping Program Studi Kependidikan yang telah ada. Program Studi Non Kependidikan tersebut adalah Program Studi Desain Komunikasi Visual.
Pada tahun 1999, berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 93 tahun 1999 tentang perubahan IKIP menjadi Universitas, IKIP MALANG berubah nama dan statusnya menjadi Universitas Negeri Malang (UM).
Sejalan dengan pengembangan Universitas Negeri Malang (UM) dan untuk pengembangan dan perluasan jurusan, pada tahun 1999 jurusan diberi kewenangan untuk melaksanakan program studi baru yaitu Program Studi Pendidikan Seni Tari, ditahun yang sama pula program studi Pendidikan Seni Tari mulai menerima mahasiswa baru. Tahun 2000 Jurusan Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan berganti nama menjadi Jurusan Seni dan Desain dan mempunyai 3 (tiga) program studi, yaitu; Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Program Studi Pendidikan Seni Tari, dan Program Studi Desain Komunikasi Visual.

www.um.ac.id

Postingan