Rabu, 20 Agustus 2014

Starsign Merchandise Kpop Malang

Annyeonghaseo Kpopers..
kita dari malang
Olshop buat merchandise kpop
karena para admin masih sibuk skripsi jadinya kita menerima pesanan  dibawah 10 buah oke add kami aja di

Starsign Hallyunesia

Annyeong Kpopers sekalian.. khususnya kota Malang,
kita menyediakan merchandise Kpop sesuai dengan pesanan kalian loh...
awal mulanya karena hobi malah sekarang jadi usaha..
oke guys check this out


Apa itu AIDA ? (Metodologi desain)


AIDA merupakan akronim yang ditemukan untuk mengingatkan maupun kunci sebuah proses yang berguna untuk seorang sales maupun untuk kegiatan periklanan (Strong, 1925). AIDA singkatan dari :
- Attention (perhatian),
- Interest (ketertarikan)
- Desire (kehendak)
- Action (tindakan).

Hal pertama yang harus kita dapatkan dalam
mengiklankan sebuah produk adalah mencari
Perhatian. Tanpa perhatian, seseorang yang ingin
mempromosikan maupun memperkenalkan produk yang diiklankan akan mendapat kesulitan.

Setelah mencari perhatian dari konsumen, pengiklan harus bisa memberikan sebuah daya tarik bagi seseorang kliennya. Promosi yang dilakukan secara lisan akan mendapatkan sebuah ketertarikan dengan cara :
Mendengarkan masalah yang sedang mereka alami. Dalam hal ini pengiklan mencari sebuah alternatif untuk mengatasi sebuah masalah yang banyak dialami oleh konsumen.
Menceritakan hal yang dapat mengatasi masalah yang sedang mereka alami.
Mencoba mendemonstrasikan benda yang sedang dipromosikan maupun sekedar menceritakan kepada konsumen.
Melibatkan konsumen atas masalah dengan hubungannya dengan sebuah produk yang diiklankan.

Setelah mendapatkan ketertarikan dari konsumen, cara berikutnya adalah mengkreasikan sebuah kehendak mereka untuk melakukan apa yang pengiklan inginkan pada mereka.

Hal ini adalah sebuah aksi pengiklan untuk mempengaruhi konsumen. Ketika pengiklan mengambil sebuah tindakan untuk mempengaruhi agar konsumen menggunakan dan secara nyata membeli produk yang ditawarkan atau menyetujui proposal produk yang sedang ditawarkan maupun diiklankan.

Selamat Kepada Universitas Negeri Malang Terakreditasi A

Ada kabar gembira yang menghampiri para mahasiswa, alumni, rektor serta staff karyawan Universitas Negeri Malang. bukan… ini bukan tentang kulit manggis yang ada ekstraknya melainkan hasil akreditasi institusi UM yang bernilai *tepuk tangan prok..prok..prok..

sumber dari : http://affajri.wordpress.com/2014/08/15/ungguli-tetangganya-ub-nilai-akreditasi-um-a-gemuk/

kali ini UM mengalahkan UB kampus tetangganya, karena Um memiliki 64 guru besar dan bisa di check di 
: http://ban-pt.kemdiknas.go.id/diraipt.php 

baca  Surya Online hal tersebut langsung disampaikan oleh Rektor kebanggaan masyarakat UM yaitu  Prof Dr Suparno walau beliau enggan menyebut jika nilai akreditasi A  namun beliau menyebut nilai akreditasinya saat ini adalah ‘A’ gemuk, dengan alasan poin yang diraih nyaris mendekati poin maksimal, yakni 400. “Nilai akreditasi total kami 372 poin karena itu lebih tepat kalau disebut ‘A’ gemuk, kata Bapak  Prof Dr Suparno

Semoga kedepannya UM semakin jaya..
terutama Prodi Desain Komunikasi Visualnya..

Selasa, 19 Agustus 2014

Pengertian Iklan - DKV


Dari dosen
http://prantisayekti.wordpress.com/


Menurut UU Penyiaran jenis iklan dibagi atas 2:
Siaran iklan niaga (komersil) dan
Iklan Layanan Masyarakat.

Djayakusumah (1982: 17) dalam bukunya yang berjudul periklanan membagi iklan dalam dua bentuk, yakni iklan komersil dan iklan layanan masyarakat.

Siaran iklan itu sendiri menurut UU Penyiaran No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran memiliki arti siaran informasi yang bersifat komersil dan layanan masyarakat tentang tersedianya jasa, barang, dan gagasan yang dapat dimanfaatkan oleh khalayak dengan atau tanpa imbalan kepada lembaga penyiaran yang bersangkutan.


Suatu pengumuman atau pemberitahuan yang bersifat non komersial yang mempromosikan program-program kegiatan, layanan pemerintah, layanan organisasi non-bisnis dan pemberitahuan-pemberitahuan lainnya tentang layanan kebutuhan masyarakat di luar ramalan cuaca dan pemberitahuan yang bersifat komersial.

    Definisi ILM
Menurut Crompton dan Lamb (dalam Kasali, 1993) Suatu pengumuman atau pemberitahuan yang bersifat non komersial yang mempromosikan program-program kegiatan, layanan pemerintah, layanan organisasi non-bisnis dan pemberitahuan-pemberitahuan lainnya tentang layanan kebutuhan masyarakat di luar ramalan cuaca dan pemberitahuan yang bersifat komersial.
di negara-negara maju, ILM telah dimanfaatkan untuk memperbaiki masalah-masalah yang menyangkut kebiasaan masyarakat atau perubahan nilai



1. Bahasa Iklan
a. Menggunakan pilihan kata yang tepat, menarik, sopan,
         dan logis
b. ungkapkan atau majas yang digunakan untuk memikat
         dan sugestif
c. Disusun secara singkat dan menonjolkan bagian-bagian
         yang dipentingkan

2. Isi iklan
a. objektif dan jujur
b. singkat dan jelas
c. tidak menyinggung golongan tertentu
d. menarik perhatian banyak orang.





Metode Penelitian dan Pengembangan DKV

Saat ini saya masih berstatus sebagai seorang mahasiswi Desain Komunikasi Visual Universitas negeri Malang di Semester 7. Setelah saya mengikuti matakuliah Metodologi Penelitian dan Proposal Penelitian yang dibimbing oleh Pak Moeljadi Pranata, akhirnya saya mendapatkan gambaran bahwa saorang desainer tidak harus selalu membuat skripsi tentang perancangan. Namun seorang desainer juga memiliki keberhakan untuk menjadi seorang peneliti sekaligus pengembang dari sebuah karya.

Kali ini saya benar-benar terpukau dengan Metode 5D dari Pak Moeljadi... berikut penjelasannya..


  • BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Dalam sebuah penelitian pengembangan diperlukan sebuah model yang nantinya akan dijadikan pedoman atau kerangka dalam melakukan sebuah penelitian pengembangan. Model yang dijadikan pedoman tersebut nantinya akan menentukan bagaimana arah penelitian yang akan dilakukan, meliputi bagaimana cara menganalisis, merancang hingga langkah – langkah dalam pembuatan produk yang akan dikembangkan. Model penelitian dan pengembangan sistem pembelajaran dapat memilih salah satu dari komponen sistem namun dalam penerapannya harus mempertimbangkan komponen sistem yang lain. Gambar 4.0 Model Pengembangan 5D (Pranata, 2009) Di dalam penelitian dan pengembangan ini, penulis menggunakan model 5D yang merupakan singkatan dari Define, Data, Design, Develop dan Disseminate yang dikembangkan oleh Moeljadi Pranata (2009). Kegiatan- kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap pengembangan dapat dijelaskan sebagai berikut:
  • 39 1. Define Gambar 4.1 Prosedur Tahap Define (Pranata, 2009) Pranata (2009) menjabarkan bahwa di sini peneliti melakukan beberapa kegiatan: a. Identifikasian masalah b. Analisis kebutuhan c. Analisis tugas - Merumuskan tujuan - Menetapkan ruang lingkup - Merumuskan spesifikasi yang diharapkan 2. Data Pranata (2009) menjelaskan bahwa Pengembangan produk dilandasi oleh data teoritis dan data lapangan. Data teoritis terdiri atas kajian teori- teori tentang produk dan pengembangannya serta yang relevan dengannya. Data lapangan dikumpulkan melalui kegiatan investigasi tentang keberadaan produk di lapangan, karakteristik dan kebutuhan penggunanya, penggunaannya, kelebihan dan kekurangannya, dan sejenisnya. Kedua tipe
  • 40 data tersebut dianalisis-sintesis untuk menghasilkan konsep bagi pengembangan produk. Gambar 4.2 Prosedur Tahap Data (Pranata, 2009) 3. Design Gambar 4.3 Prosedur Tahap Design (Pranata, 2009) Pranata (2009) menjelaskan bahwa secara umum tahapan ini berfokus pada 2 kegiatan yaitu merancang produk serta merancang dan mengembangkan instrumen validasi dan ujicoba. Proses perancangan produk meliputi: membangun kerangka kerja konseptual, kerangka isi
  • 41 produk, serta diikuti dengan merancang sistem arsitektur jaringan (untuk yang interaktif), dan berakhir dengan membangun prototype sesuai dengan preskripsi/konsep yang telah ditetapkan. Instrumen validasi dan ujicoba produk dirancang dan dikembangkan menurut prosedur standar pengembangan instrumen penilaian. 4. Develop Pada tahapan ini, banyak langkah yang harus dilakukan guna untuk mengembangkan produk prototype yang sudah dihasilkan. Uji coba prototype dari produk merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian pengembangan karena bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat layak digunakan atau tidak dan juga untuk melihat sejauh mana produk yang dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan (Pranata, 2009:28). Gambar 4.4 Prosedur Tahap Develop (Pranata, 2009) Dalam kegiatan ini dilakukan evaluasi oleh ahli dalam bidangnya. Saran-saran yang diberikan digunakan untuk memperbaiki materi dan rancangan pembelajaran yang telah disusun. Berdasarkan kajian teoritik
  • 42 dan atau empirik, peneliti perlu menetapkan kriteria bagi standar kelayakan produk. Dengan uji coba kualitas, model atau produk yang dikembangkan betul-betul teruji secara empiris (Pranata, 2009:28). 5. Disseminate Gambar 4.5 Prosedur Tahap Disseminate (Pranata, 2009) Pada tahap ini, Pranata (2009) menjelaskan prosedur yang harus dilakukan oleh peneliti adalah melakukan penyebaran terhadap produk yang telah dikembangkannya. Penyebaran dapat dilakukan dalam bentuk Seminar/workshop, Penulisan artikel ilmiah hasil pengembangan untuk jurnal ilmiah. Penyebaran tulisan ilmiah hasil kegiatan pengembangan produk dalam bentuk penerbitan buku. B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan Berdasarkan model penelitian dan pengembangan yang digunakan, maka prosedur pengembangan media pembelajaran gambar perspektif ini akan melalui beberapa tahapan sebagai berikut : 1. Define
  • 43 Dalam menetapkan kebutuhan diperlukan sebuah analisis masalah. Untuk menganalisis masalah tersebut memerlukan beberapa tahapan sesuai dengan model 5D yang digunakan antara lain : a. Identifikasian masalah Pada tahap ini suatu masalah dikaji secara mendalam dengan memperhatikan permasalahan yang ada di dalam masyarakat. Berdasarkan observasi awal, dengan obyek guru seni budaya di SMAN 1 Pandaan, ditermukan permasalahan bahwa kurang maksimalnya penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi dalam penyampaian materi Gambar Perspektif. b. Analisis kebutuhan Dalam analisa kebutuhan, akan dicari sebuah solusi untuk memecahkan masalah yang ada. Berdasarkan beberapa faktor pendukung dan penghambat yang ada, solusi yang menjadi alternatif adalah pengembangan media pembelajaran materi Gambar Perspektif yang berbasis Microsoft Powerpoint sebagai aplikasi pendukungnya. Dengan membuat media pembelajaran Gambar perspektif yang berbasis Microsoft Powerpoint, maka penyampaian materi diharapkan akan lebih mudah dan juga dapat meningkatkan kompetensi profesionalitas Guru Seni Budaya. c. Analisis tugas Tujuan dari pengembangan media pembelajaran ini adalah untuk memenuhi kebutuhan terhadap permasalahan guru akan kurangnya
  • 44 media pembelajaran dalam seni budaya khususnya pada ruang lingkup materi Gambar perspektif. Spesifikasi yang diharapkan nantinya adalah media pembelajaran ini bersifat interaktif, dapat digunakan oleh guru dan siswa, berbasis Microsoft PowerPoint, pemaparan materi dijelaskan secara runtut dan dikemas dalam CD Media. 2. Data Berdasarkan spesifikasi produk yang akan dikembangkan, maka dalam proses ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang relevan sebanyak mungkin. Data diperoleh dari lapangan dan juga berbagai referensi buku yang ada. Data yang dikumpulkan harus sesuai dengan kebutuhan yang ada di lapangan. Survei dilakukan oleh peneliti terhadap kondisi dan kebutuhan yang ada di lapangan guna dianalisis secara sintetis untuk menghasilkan konsep media yang akan dikembangkan. Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan, diperoleh data mengenai karakter konsumen dari media pembelajaran yang akan dikembangkan yang merupakan Guru Seni Budaya dan juga Peserta didik yang diajar. Pada Guru Seni budaya yang dianalisis adalah bagaimana kemampuan Guru dalam mengoperasikan komputer dan aplikasi Ms. Powerpoint karena hal tersebut mempengaruhi beberapa hal lainnya seperti menjalankan, mengakses, mengedit dan mempresentasikan. Selain itu analisis perlu dilakukan kepada peserta didik mengenai kemampuan mereka dalam menangkap materi dalam slide, animasi, gambar, audio
  • 45 bahkan video yang dapat memperngaruhi kegiatan penyampaian materi di kelas. Setelah itu, peneliti mengumpulkan data teoritis yang terdiri atas kajian teori-teori tentang produk dan pengembangannya. Disini peneliti mengumpulkan data teoritis mengenai bagaimana cara mengembangkan sebuah media pembelajaran yang menarik, efektif dan edukatif. Setelah semua data terkumpul, akan dilakukan proses pertimbangan mengenai karakter pengguna, sumber daya manusia, peralatan yang akan digunakan dan dibutuhkan, isi dari media hingga elemen apa yang akan digunakan dan juga elemen apa yang tidak akan digunakan. Langkah ini perlu dilakukan guna untuk meminimalisasi faktor – faktor yang dapat menganggu penyampaian materi. Sehingga perlu dilakukan analisa mengenai elemen, pemilihan warna, komposisi, dsb guna mengatasi permasalahan guna menghasilkan sebuah konsep media yang membelajarkan. 3. Design Dalam tahap perancangan media pembelajaran, ada 2 hal yang akan dikerjakan. Pertama yakni mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan konsep yang telah ada dan juga mengembangkan instrumen yang digunakan pada validasi dan uji coba produk. Pada pengembangan produk, peneliti memperhatikan pemilihan bentuk penyajian pembelajaran disesuaikan dengan media pembelajaran yang digunakan. Bila guru akan menggunakan media audio visual, pada saat pembelajaran tentu saja peserta didik disuruh melihat dan
  • 46 mengapresiasi tayangan media audio visual tersebut. Perancangan media dilakukan sampai menghasilkan sebuah prototype atau benda setengah jadi. Dikatakan setengah jadi dikarenakan media tersebut masih belum di validasi dan di uji coba. 4. Develop Dalam proses develop atau pengembangan media pembelajaran, dilakukan proses pematangan media dengan cara menguji isi, kemenarikan dan unsur – unsur lainnya dalam media tersebut kepada pakar yang sesuai dengan bidangnya. Revisi dan evaluasi sangat dibutuhkan agar media yang dikembangkan menjadi versi yang benar – benar membelajarkan. Pakar yang dimaksud adalah seseorang yang memang ahli dalam hal perancangan media pembelajaran berbasis teknologi dan penyusunan materi Gambar Perspektif. Dari kedua ahli tersebut diharapkan evaluasi secara menyeluruh terhadap media pembelajaran yang dikembangkan, meliputi isi, fisik, teknik, penggunaan dan juga isi. Hasil pengujian kemudian digunakan untuk revisi sehingga media pembelajaran tersebut benar-benar telah memenuhi kebutuhan pengguna. Untuk mengetahui penguasaan Guru dalam penggunaannya, dilakukan uji coba terhadap Guru mengenai bagaimana cara menjalankan, mengedit, mengakses dan juga mempresentasikannya. Kemudian dilanjutkan dengan memberi soal-soal latihan yang materinya diambil dari media pembelajaran Gambar Perspektif yang dikembangkan untuk mengetahui keefektifan media pembelajaran tersebut.
  • 47 5. Disseminate Pada tahap penyebaran hasil penelitian dan pengembangan dilakukan penulisan artikel ilmiah, pameran, dan penyebaran produk final. Artikel ilmiah yang ditulis direncanakan diterbitkan pada jurnal-jurnal ilmiah yang ada di Indonesia. Dengan demikian diharapkan kegiatan pengembangan ini dapat memberikan kontribusi bagi penambahan khazanah ilmu pengetahuan. Sementara itu, kegiatan pameran direncanakan sebagai media untuk mengkomunikasikan produdk-produk pengembangan ini kepada masyarakat ilmiah; kegiatan pameran direncanakan diselelnggarakan di Galeri Perpustakaan Universitas Negeri Malang. Penyebaran produk final dilakukan kepada pengguna produk yaitu para guru Pendidikan Seni Rupa di SMP dan SMA. Untuk itu, produk hasil pengembangan ini akan diberikan kepada para guru tersebut. Agar efektif, pendistribusian produk hasil pengembangan dilakukan melalui organisasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di Malang Raya. C. Uji Coba Produk Uji coba produk dilakukan untuk menguji produk yang telah dihasilkan guna meninjau tingkat efektivitas produk yang dihasilkan yang meliputi kebermanfaatan produk dan juga sebagai pedoman dalam melakukan revisi terhadap produk agar lebih relevan dengan kebutuhan Masyarakat. Tahapan uji coba produk dijabarkan dalam lima sub, meliputi desain uji coba, subjek uji coba, jenis data, instrumen pengumpulan data dan teknik analisis data.
  • 48 1. Desain Uji Coba Untuk menguji media pembelajaran yang telah dibuat, peneliti merencanakan tiga tahap uji coba. Pertama yaitu Uji Media dan Materi yang dilakukan oleh Ahli Media dan Ahli Materi. Tahap kedua yakni Uji Coba kelompok kecil yang dilakukan kepada siswa SMA kelas XI. Ketiga proses ini dilakukan dengan cara mempresentasikan secara langsung media pembelajaran yang telah dibuat dan dilakukan dengan menggunakan petunjuk yang sudah diberikan sebelumnya. Penilaian dilakukan oleh subyek berdasarkan pengalaman dalam mempresentasikan sebuah materi pembelajaran dengan cara mengisi kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti. 2. Subjek Uji Coba Subyek uji coba yang dirancang dalam penelitian dan pengembangan ini dijabarkan sebagai berikut : a. Ahli Media Dalam menentukan seorang ahli media diperlukan pertimbangan – pertimbangan yang didasarkan pada kemampuan ahli media dalam mengoperasikan komputer, khususnya Microsoft Powerpoint. Selain itu pengetahuan tentang merancang sebuah media yang baik juga menjadi pertimbangan tersendiri dalam memilih seorang ahli media. Ahli media ini setidaknya menjabat sebagai dosen yang bergerak dalam bidang Seni Budaya, diseleksi dan dipilih dua orang sebagai
  • 49 validator media. Ahli media yang terpilih adalah dosen jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang yaitu: Didiek Rachmanadji, M.Pd dan Mitra Istiar Wardhana, S.Kom. MT b. Ahli Materi Dalam hal ini, ahli materi akan dikhususkan pada materi Gambar Perspektif sehingga kompetensi seorang ahli materi dituntut untuk memahami prinsip, konsep dan teori dalam Gambar Perspektif. Dalam uji ahli materi indikator penilaian akan dikhususkan pada keruntutan slide dalam menyajikan materi dan alur pembelajaran. Ahli media ini setidaknya menjabat sebagai dosen seni budaya dan guru mata pelajaran seni budaya yang khususnya mengerti dalam bidang gambar perspektif. Ahli materi yang dipilih adalah Drs. Iriadji, M.Pd selaku dosen jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang dan Novi Agus Siswanto, S.Pd selaku guru seni budaya kelas XI di SMA Negeri 1 Pandaan yang mengajar materi gambar perspektif. c. Subjek Uji Coba Kelompok Kecil Pada subyek ini lebih ditekankan pada keefektifan dan kemenarikan media pembelajaran dalam penyampaian materi guna meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai materi gambar perspektif. Dalam Uji coba kelompok kecil, akan dilakukan simulasi dengan cara mempresentasikan produk media pembelajaran di depan peserta didik.
  • 50 Sampel dipilih secara acak dengan menemui subyek uji coba secara langsung. Apabila subyek bersedia, maka subyek akan masuk dalam wilayah sampel. Subyek disini tidak berasal dari satu sekolah, melainkan dipilih dengan cara sampel secara acak namun terdapat quota yang harus dipenuhi. Kuota sampel adalah 5-10-5 dengan quota pertama diharuskan berasal dari sekolah bertaraf internasional, quota kedua berasal dari sekolah standar nasional, dan quota terakhir berasal dari sekolah sedikit dibawah standar nasional, apabila quota terpenuhi, maka pencarian sampel dihentikan. Tujuan pencarian sampel dengan latar belakang sekolah yang berbeda tujuannya adalah untuk menguji apakah media yang dikembangkan dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat, terutama siswa kelas XI SMA dengan latar belakang sekolah yang berbeda sehingga tidak hanya terpusat pada satu sekolah saja. 3. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil penelitian awal berupa angket tertutup dan kuantitatif diperoleh dengan cara angket terbuka. Data kuantitatif dan kualitatif didapat dari hasil uji coba (kelompok kecil), evaluasi para ahli, yang diubah dalam bentuk angka yang kemudian dijelaskan dengan kriteria kelayakan. 4. Instrumen Pengumpulan Data
  • 51 Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Suharsimi Arikunto, 2000:134). Pemilihan instrumen dalam bentuk kuesioner disebabkan karena kusioner dapat memberikan kesempatan untuk berpikir secara teliti kepada responden tentang item - item tentang pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya” (Sugiyono, 2009:199). Hal inilah yang mendasari pemilihan instrumen pengumpulan data dengan bentuk kuesioner. Berdasarkan penjelasan diatas, dalam penelitian ini metode yang digunakan sebagai instrumen adalah metode kuesioner (angket) dengan model angket tertutup dan angket terbuka. Model angket tertutup berbentuk pilihan ganda yang digunakan untuk uji coba kelompok kecil dan angket terbuka yang digunakan untuk uji validasi. Dalam instrumen validasi kepada ahli materi dan ahli media, terdapat rentangan nilai dari 7 – 6 – 5 – 4 – 3 – 2 - 1 dengan kriteria penghitungan untuk uji validasi ditetapkan dengan skor 7 sebagai tingkat ketercapaian maksimal kriteria atau aspek yang dinilai dan skor 1 sebagai tingkat ketercapaian minimal kriteria atau aspek yang dinilai. Berikut penjelasannya : 7 = sangat baik
  • 52 1 = sangat kurang Dalam angket tersebut angka 4 tidak ditulis guna menghindari pengisian yang didasari oleh asumsi cukup. Sehingga diharapkan dari angket ini peneliti mendapatkan hasil yang maksimal dan menjadikan media yang dikembangkan ini menjadi berkualitas. Berikut merupakan instrumen untuk validasi kepada ahli media maupun ahli materi dan juga uji coba kelompok kecil. a. Instrumen Validasi Ahli Media Tabel 3.1 Tabel instrumen validasi ahli media No. Aspek yang dinilai Nilai 7 6 5 3 2 1 1. Tampilan media menarik 2. Kemudahan penggunaan / pengoperasian 3. Jenis Font yang digunakan mudah dibaca / jelas 4. Ukuran font yang digunakan sudah tepat / sesuai 5. Warna font yang digunakan sudah jelas dan sesuai 6. Layout sederhana 7. Komposisi teks dan gambar pada Layout 8. Komposisi warna pada Layout 9. Background Layout 10. Layout tidak menimbulkan perhatian selektif 11. Transisi antar slide 12. Animasi Teks 13. Animasi Gambar 14. Durasi animasi sesuai dengan waktu persentasi di kelas 15. Tombol navigasi mudah dioperasikan 16. Posisi tombol navigasi 17. Keruntutan navigasi 18. Navigasi cukup interaktif 19. Desain pesan relevan dengan isi 20. Media dapat dijalankan pada komputer
  • 53 standart b. Instrumen Validasi Ahli Materi Tabel 3.2 Tabel instrumen validasi ahli materi No. Aspek yang dinilai Nilai 7 6 5 3 2 1 1. Kebenaran Materi 2. Kesesuaian materi dengan kompetensi 3. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 4. Keruntutan / sistematika materi 5. Proporsi materi setiap sub-bab 6. Kelengkapan materi di sub-bab definisi 7. Kelengkapan materi di sub-bab Istilah 8. Kelengkapan materi di sub-bab Alat dan bahan 9. Kelengkapan materi di sub-bab Metode 10. Teks mendukung langkah penjelasan metode menggambar perspektif 11. Kejelasan materi sejarah 12. Galeri sesuai dengan materi 13. Ringkasan sesuai dengan materi 14. Game sesuai dengan materi 15. Layout tidak mengganggu materi 16. Gambar mendukung penjelasan 17. Tingkat kemudahan pemahaman 18. Tombol navigasi mudah dioperasikan 19. Navigasi Runtut 20. Kesesuaian materi dengan karakteristik pengguna (siswa SMA) c. Instrumen Uji Coba Kelompok Kecil (siswa) Uji coba kelompok kecil dilakukan untuk menguji secara langsung aspek daya tarik isi maupun materi serta ketersampaian pesan media pembelajaran gambar perspektif berbasis Microsoft Office Powerpoint untuk pengguna (siswa). Instrumen Uji Coba untuk
  • 54 siswa berupa angket yang berisi pilihan ganda. Berikut bentuk instrumennya. 1. Apakah Media Pembelajaran Gambar Perspektif ini mernarik ? a. Menarik b. Cukup Menarik c. Kurang Menarik d. Tidak Menarik 2. Apakah materi pada Media Pembelajaran ini sudah jelas dan mudah dipahami ? a. Jelas b. Cukup Jelas c. Kurang Jelas d. Tidak Jelas 3. Apakah bentuk, ukuran dan jenis font yang digunakan sudah jelas ? a. Jelas b. Cukup Jelas c. Kurang Jelas d. Tidak Jelas 4. Menurut Anda, Apakah isi materi Gambar Perspektif dalam media ini sudah lengkap ? a. Lengkap b. Cukup Lengkap c. Kurang Lengkap d. Tidak Lengkap 5. Apakah bahasa yang digunakan dalam media ini sudah jelas ? a. Sudah b. Cukup Jelas c. Kurang Jelas d. Tidak Jelas
  • 55 6. Apakah media pembelajaran gambar perspektif ini mudah digunakan? a. Mudah b. Cukup Mudah c. Kurang Mudah d. Tidak Mudah 7. Bagaimana dengan kesesuaian media presentasi sebagai media penunjang selain buku pelajaran? a. Sesuai b. Cukup Sesuai c. Kurang Sesuai d. Tidak Sesuai 8. Apakah anda setuju jika media pembelajaran ini digunakan dalam proses belajar mengajar seni budaya khususnya materi gambar perspektif ? a. Setuju b. Cukup Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju 9. Apakah anda senang menggunakan media pembelajaran gambar perspektif ini? a. Senang b. Cukup Senang c. Kurang Senang d. Tidak Senang 10. Setelah menggunakan media pembelajaran ini apakah anda faham tentang materi gambar perspektif? a. Faham b. Cukup Faham c. Kurang Faham d. Tidak Faham
  • 56 d. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh merupakan data penilaian dari questioner yang diisi oleh validator dan subyek uji kelompok kecil. Data yang diperoleh dari uji validasi dan uji coba nantinya akan dikonversikan ke persentase dengan teknik analisis persentase menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut : a. Rumus untuk mengolah data per subyek uji validasi (Sumber : Sudjana, 1990:44) Keterangan : P : Persentase hasil evaluasi subjek validasi X : Jumlah jawaban skor oleh subjek validasi Xi : Jumlah jawaban skor maksimal dalam aspek penilaian oleh subjek validasi 100% : Konstanta b. Rumus untuk mengolah data keseluruhan subyek uji validasi (Sumber : Sudjana, 1990:44) Keterangan : P : Persentase hasil keseluruhan evaluasi subyek validasi ∑ X : Jumlah keseluruhan subjek uji coba dalam keseluruhan aspek penilaian Xi : Jumlah keseluruhan skor maksimal subjek uji coba dalam keseluruhan aspek penilaian 100% : Konstanta
  • 57 Data yang berupa prosentase tersebut kemudian akan kembali dikonversikan dengan tabel kriteria kelayakan sebagai berikut : Tabel 3.3 Tabel Kriteria Kelayakan Rentangan Skor Keterangan Makna 75 % - 100 % Baik Digunakan 50 % - 74,99 % Cukup Baik Digunakan 25 % - 49,99 % Kurang Baik Diganti 0 % - 24,99 % Tidak Baik Diganti Sumber : Arikunto, 1998:246 Berikut penjabarannya:  Apabila media yang divalidasi tersebut mencapai tingkat prosentase 76%-100% maka media tersebut tergolong kualifikasi valid dengan kriteria baik sekali, yang berarti sangat layak digunakan.  Apabila media yang divalidasi tersebut mencapai tingkat prosentase 51%-75,99% maka media tersebut tergolong kualifikasi valid dengan kriteria baik, yang berarti layak digunakan namun harus diperbaiki.  Apabila media yang divalidasi tersebut mencapai tingkat prosentase 26%-50,99% maka media tersebut tergolong kualifikasi tidak valid dengan kriteria tidak baik, yang berarti harus diganti.  Apabila media yang divalidasi tersebut mencapai tingkat prosentase 0%-25,99% maka media tersebut tergolong kualifikasi tidak valid dengan kriteria sangat tidak baik, yang berarti sangat tidak layak untuk digunakan / sangat harus diganti.

Postingan