Senin, 27 Oktober 2014

Autis ???

Pada awalnya agak asing aja sih dengan sebut-sebutan Autis.Kali ini aku mulai menyadari keberadaan seorang autis dan beberapa autis lain mungkin dengan aku juga yang bisa sedikit begitu (gak lah).


Kali ini bner-bener deh, so Amazing punya seorang teman dia rada autis kayaknya sih...masih asa praduga ajalah, bukan suudzon niye.. tapi berprasangka (haha lantas apa bedanya)tapi berdasar pengertian autis (Banyak sekali definisi yang beredar tentang Autis. Tetapi secara garis besar, Autis, adalah gangguan perkembangan khususnya terjadi pada masa anak-anak, yang membuat seseorang tidak mampu mengadakan interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Pada anak-anak biasa disebut dengan Autis Infantil. Schizophrenia juga merupakan gangguan yang membuat seseorang menarik diri dari dunia luar dan menciptakan dunia fantasinya sendiri: berbicara, tertawa, menangis, dan marah-marah sendiri. http://doktersehat.com/mengenal-autis-dan-ciri-ciri-nya/#ixzz3HKaMcqSG).


Nah itu, yang pingin aku share ke pembaca blog sekalian, hal ini melanda seseorang dari 20.000 mungkin 20 orang yang mengalaminya. sebelumnya sih belum pernah aku bergaul dengan orang kayak gini tapi.. setelah aku jalani, ciri-ciri orang tersebut kayaknya emang kayak gini nih. kita gak bisa membuatnya berubah karena ia bagaikan alien yang berupa manusia tapi berbadan manusia. Cukup buat stress juga sih, karena kalo temenan ma orang dengan tipe kek gini pastinya harus ngikutin segala maunya, sekonyong-konyong yang gila bisa kita sendiri loh...ampun deh.Tetapi, ada perbedaan yang jelas antara penyebab dari Autis pada penderita Schizophrenia dan penyandang Autis Infantil. Schizophrenia disebabkan oleh proses regresi karena penyakit jiwa, sedangkan pada anak-anak penyandang Autis Infantil terdapat kegagalan perkembangan.


Untuk memeriksa apakah seorang anak menderita autis atau tidak,digunakan standar internasional tentang autis. ICD-10 (InternationalClassification of Diseases) 1993 dan DSM-IV (Diagnostic andStatistical Manual) 1994 merumuskan kriteria diagnosis untuk Autis Infantil yang isinya sama, yang saat ini dipakai di seluruh dunia.
Kriteria tersebut adalah:
Untuk hasil diagnosa, diperlukan total 6 gejala (atau lebih) dari
no. (1), (2), dan (3), termasuk setidaknya 2 gejala dari no. (1) dan
masing-masing 1 gejala dari no. (2) dan (3).
  1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik.
  • Minimal harus ada dua dari gejala-gejala di bawah ini:Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai:
    kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-
    gerik kurang tertuju.
  • Tidak bisa bermain dengan teman sebaya. – Tak ada empati (tak dapat merasakan apa yang dirasakan orang
    lain).
  • Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang
    timbal balik.
2. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus adasatu dari gejala-gejala di bawah ini:
  • Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tak berkembang.Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi secara non-verbal. Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi.
  • Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang.
  • Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat meniru.
3. Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat, dan kegiatan. Minimal harus ada satu dari gejala di bawah ini:
  • Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan.
  • Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya.
  • Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang.
  • Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda.
Sebelum umur 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam
bidang:
a. interaksi sosial,
b. bicara dan berbahasa,
c. cara bermain yang monoton, kurang variatif.
Autis bukan disebabkan oleh Sindroma Rett atau Gangguan
Disintegratif Masa Kanak. Namun, kemungkinan kesalahan diagnosis
selalu ada, terutama pada autis ringan. Hal ini biasanya disebabkan
karena adanya gangguan atau penyakit lain yang menyertai gangguan
autis yang ada, seperti retardasi mental yang berat atau
hiperaktivitas.

Jika pernah ngerasa punya temen kayak gini coba didoain aja deh, kalo orang normal malah ngikutin, bisa-bisa yang normal jadi autis sendiri. Oke.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hello.. Komentar mu.. Sangat berarti
감사합니다

Postingan